Enterobacter sakazakiiadalah bakteri yang termasuk ke dalam keluarga Enterobacteriaceae.
Keluarga enterobacter merupakan bakteri yang sering ditemukan pada usus
hewan, manusia dan lingkungan. Bakteri sakazakii dapat menyebabkan
wabah radang otak/meningitis dan diare/enteritis khususnya pada bayi.
Pada beberapa kejadian wabah dilaporkan, sebanyak 20 –
50% bayi yang terinfeksi sakazakii meninggal dunia sedangkan sisanya
mengalami gangguan saraf menetap. Pada orang dewasa, infeksi sakazakii
hanya menimbulkan gekala yang sifatnya ringan dan mudah disembuhkan.
Habitat alami Enterobacter sakazakii masih belum bisa dipastikan. Bakteri ini sering ditemukan pada usus manusia yang sehat, hewan dan lingkungan.
Pada dasarnya, bakteri sakazakii mengkontaminasi susu formula melalui tiga cara, yaitu :
1. Bahan baku yang digunakan untuk membuat susu formula.
2. Kontaminasi oleh bahan bahan yang ditambahkan ke susu formula setelah dilakukan pasteurisasi.
3. Kontaminasi pada saat susu formula disajikan ke bayi oleh ibunya dan proses penyimpanan sisa susu formula yang tidak bagus.
Bakteri sakazakii juga ditemukan pada jenis makanan lain namun hanya pada susu formula yang dilaporkan dapat menimbulkan wabah.
Enterobacter sakazakii dapat menimbulkan
penyakit pada semua kelompok umur. Pada beberapa kasus yang dilaporkan,
bayi usia dibawah setahun adalah yang paling berisiko terutama yang
berumur dibawah 28 hari. Bayi prematur, bayi dengan berat badan lahir
rendah dan bayi yang mengalami gangguan sistem pertahanan tubuh juga
memiliki risiko yang sama.
Para ahli mengharapkan ibu ibu yang memberikan
bayinya susu formula untuk memahami fakta bahwa tidak ada satupun susu
formula yang benar benar steril. Mereka diharapkan mampu menyajikan susu
formula untuk bayinya dengan cara cara yang sesehat dan sebersih
mungkin.
FAO/WHO Codex Alimentarius Commission telah
memberikan standarisasi Internasional untuk produk makanan termasuk susu
formula bayi. Mereka juga memberikan standar maksimal kandungan bakteri
yang terdapat dalam susu formula termasuk untuk bakteri sakazakii. Jadi,
secara internasional, adanya bakteri sakazakii pada susu formula masih
diperbolehkan namun tidak boleh melebihi dari standar yang diberikan
oleh WHO/FAO.
Sampai saat ini data mengenai kandungan bakteri
sakazakii pada masing masing produk susu formula masih menjadi tanda
tanya akibat tertutupnya industri susu dalam memberikan informasi.
Hal ini bisa dipahami mengapa pemerintah tidak berani
mengumumkan susu yang ber-sakazakii sebab tidak menutup kemungkinan
semua produk susu mengandung bakteri ini namun masih dalam batas yang
diperbolehkan.
Tidak semua bakteri boleh ada pada susu formula.
Bakteri salmonela yang pathogen misalnya. Bakteri salmonela tidak boleh
ada satu pun dalam produk susu formula untuk bayi.
Fakta terkini menunjukan, tidak ada satupun bayi yang
diberikan ASI ekslusif mengalami infeksi bakteri sakazakii. Jadi, agar
bayi terhindari dari infeksi bakteri sakazakii, bayi harus diberikan ASI
ekslusif selama enam bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun seperti
rekomendasi WHO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar